Maulid dan
Sholawat
“Sesungguhnya
ada seorang Quraisy yang ketika itu masih berwujud cahaya (nur) di hadapan
Allah, Yang Mahaperkasa dan Mahaagung, dua ribu tahun sebelum penciptaan Nabi
Adam AS, yang selalu bertasbih kepada Allah. Dan bersamaan dengan tasbihnya,
bertasbih pula para malaikat mengikutinya."
Kami tidak lebih hanya
para musafir kecil. Berjalan Keluar masuk melewati jalan-jalan di belantara
mazhab. Di sini berhati-hatilah, siapa saja bisa tersesat dan berputar-putar
dalam kesia-siaan. Banyak papan nama, baik yang baru dipasang atau yang sudah
lama ada. Memilih jalan ini begitu mudah dan bahkan membanggakan bagi siapa
saja yang tidak teliti. Akhirnya yang kami pilih adalah jalan dengan 'papan
nama' yang sudah ada sejak lama. Inilah jalan kami, jalan ahlu al-sunnah wa
al-jama'ah, jalan konservative, jalannya para pendahulu yang telah merintis dan
menempuh jalan estafet dari Rasulullah SAW. Adapun jalan dengan papan nama yang
baru dipasang kami ucapkan selamat tinggal. Biarkan kami memilih jalan ini,
jalan tradisi Islam turun temurun yang sambung menyambung sanad: murid dari
guru, dari guru, dari guru.... dari salafuna Shalih, dari tabi'ut tabi'in, dari
tabi'in, dari sahabat, dari rasulullah Saw.
Inilah jalan kami.... Ahlussunnah Waljama'ah
Inilah jalan kami.... Ahlussunnah Waljama'ah
Nabi Muhammad SAWW adalah Ummi
Dunia tahu betul kalau Muhammad
ummi (tidak bisa membaca dan menulis). Apakah orang liberal mampu membungkam
kata dunia bahkan membungkam al-Qur’an serta bangsa Arab yang punya bahasa
ummi, yang tidak punya arti lain kecuali tidak bisa baca dan tulis. Mereka
berdalil:
اقرأ
كتابك كفى بنفسك اليوم عليك حسيبا (الإسراء: 14). .
“Bacalah
kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu.”
Ayat ini mereka buat dalil Muhammad bisa baca dan tulis,
padahal ayat sebelumnya jelas sekali siapa mukhotob ayat ini.
وكل
إنسان ألزمناه طائره في عنقه ونخرج له يوم القيامة كتابا يلقاه منشورا.
(الإسراء:13).اقرأ كتابك..(الآية)
“Dan
tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya sebagaimana
tetapnya kalung pada lehernya dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat
sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. Bacalah Kitabmu…”
Lalu apa fungsinya kitab dengan kehadiran
Jibril? kalau ada riwayat entah dari siapa bahwa Muhammad mengambil kitab lalu
membukanya dan membacanya baru bisa dibuat dalil. Tapi, yang memenuhi tulisan
sejarah adalah Beliau tidak bisa membaca tulisan dalam kitab juga dalam kondisi
tidak ada kitab. Dalam riwayat Bukhori, Muslim, Imam Ahmad dll. beliau menjawab
Jibril ما أنا بقارئ . Juga ketika Beliau mendikte Ali dalam peristiwa Shulhul
Hudaibiyah, Beliau berkata:
اكتب هذا
ما عاهد عليه رسول الله قريشا
“Tulislah! Ini adalah
perjanjian Rasulullah dengan Kabilah Quraisy.”
Lalu
Suhail bin Amrin (diplomat Quraisy) memotong perkataan Rasulullah seraya
berkata:
لو كنا
نعلم أنك رسول الله ما صددناك عن البيت ولا قاتلناك ولكن اكتب محمد بن عبد الله
“Kalau
kami mengetahui bahwa kamu adalah utusan Allah, maka kami tidak akan
menghalangimu ke Ka’bah juga tidak memerangimu, tetapi tulislah Muhammad bin
Abdillah.”
Lalu Rasulullah menjawab; إني
لرسول الله وإن كذبتموني (Saya
adalah benar-benar utusan Allah, walaupun kalian membohongiku), kemudian beliau berpaling pada Ali dan berkata: اكتب
محمد بن عبد الله (Tulislah Muhammad bin Abdillah), Ali menjawab; لا والله
لا أمحها (Demi Allah, aku tidak akan menghapusnya) dan Beliau berkata pada Ali; أرني
مكانها (Perlihatkan kepadaku
tempat tulisannya), maka Ali
memperlihatkan dan Rasulullah lalu menghapusnya. Hadits ini diriwayatkan
Bukhori Muslim dengan sanad Shohih.
Sekarang, mengapa Beliau berkata pada Ali أرني
مكانها bila tahu tulisan dan bisa membaca?
Tapi, pertanyaan seperti ini bahkan realita seluruhnya tidak pernah dibutuhkan
oleh orang-orang liberal dan memang tidak pernah sesuai dengan selera mereka,
bahasa, realita, peristiwa, biografi Rasulullah semuanya harus tunduk pada
nafsu dan ketetapan mereka.
Umat Islam tidak butuh jasa kalian dengan
mengangkat identitas status Nabinya yang ummi menjadi Nabi yang bisa baca
tulis. Karena umat Islam lebih senang punya Nabi ummi tapi realistis dari pada
Nabi impian kalian tapi tidak pernah realistis seperti kalian. Ada sebuah
nyanyian Arab sebagai pelipur lara kalian
ما كل ما يتمنى المرء يدركه * تجري
الرياح بما لا تشتهي السفن
“Tidak semua apa yang diharap
seseorang terpenuhi, karena angin bertiup tidak seperti yang diinginkan kapal.” BY.Ahmad
No comments:
Post a Comment