Sunday, November 22, 2015

Crayon merupakan salah satu alat menggambar dan mewarnai yang banyak digunakan anak-anak sebagai pelengkap kegiatan belajar di sekolah. Sepintas crayon terlihat seperti lilin namun lebih lembut dari lilin. Pada artikel sebelumnya, admin telah memaparkan karakteristik crayon dan perbedaannya dengan pastel oil. Cat crayon termasuk alat gambar yang relatif mudah digunakan, memiliki warna yang cukup cerah, dan dapat digunakan untuk mewarnai area yang luas lebih baik jika dibandingkan dengan cat kayu atau pensil warna. Teknik Menggambar Dengan Crayon Sama halnya dengan semua kegiatan menggambar, hal utama yang harus kita fikirkan adalah tema atau konsep yang akan kita gunakan dalam menggambar. Paling tidak kita harus mempunyai gambaran dalam kepala kita mengenai hasil akhir dari gambar yang akan kita buat. Untuk mudahnya kita dapat menggunakan gambar contoh yang ada di buku atau benda di sekitar kita. Teknik Menggambar Dengan Crayon Berikut beberapa hal penting yang sebaiknya kita perhatikan saat menggambar dengan crayon : 1. Fokuslah pada bentuk atau wujud gambar utama misalnya jika anda ingin menggambar sebuah rumah, maka fokuslah pada bentuk rumah dan bagian-bagiannya sedangkan ornamen pelengkap pada bagian jendela atau pintu dapat ditambahkan pada tahap selanjutnya. 2. Buatlah sketsa dengan menggunakan pensil HB atau 2B dengan cara membuat goresan halus yang menjadi ancang atau permodelan untuk gambar sesungguhnya. 3. Karena kita akan menggambar menggunakan crayon, maka pada saat anda membuat sketsa usahakan jangan menekan pensil terlalu keras karena jika terlalu keras, maka goresan akan meninggalkan bekas atau lekukan saat dihapus. Saat kita lapisi dengan crayon, lekukan itu akan tetap terlihat sehingga mengurangi keindahan gambar anda. 4. Jika sketsa sudah jadi, selanjutnya anda dapat langsung menggunakan crayon untuk mewarnai atau jika anda masih belum yakin dengan goresan halus tersebut, anda dapat sedikit mempertegas sketsa tersebut dengan pensil warna hitam sebelum mewarnainya. Teknik Mewarnai Dengan Crayon Tahap selanjutnya adalah mewarnai gambar atau sketsa anda. Pada dasarnya mewarnai dengan crayon hampir sama dengan menggunakan pensil warna, hanya saja karena karakter yang berbeda maka diperlukan teknik yang berbeda pula. Berikut beberapa teknik yang dapat kita praktikan untuk menghasilkan gambar crayon yang indah : 1. Blocking Blocking merupakan teknik memblok bidang gambar dengan warna tertentu dengan sapuan halus. Misalnya anda akan mewarnai daun pohon, maka warna muda yang dapat anda gunakan untuk blocking adalah warna hijau muda atau kuning. Sapukan crayon hijau muda dengan halus ke bagian daun secara keseluruhan. 2. Gradasi Setelah proses blocking selesai, maka selanjutnya anda dapat mewarnai atau melapisi bagian yang sebelumnya sudah diblock dengan warna lain yang seirama dan bertingkat sehingga dihasilkan gradasi warna yang indah dan menarik. Misalnya anda bisa melapisi warna daun dengan warna hijau tua dan memadukannya sedemikian rupa sehingga dihasilkan efek daunnya dengan gelap terang yang apik. Teknik seperti ini disebut teknik terang gelap. Selain itu anda juga dapat menggunakan teknik gradasi gelap terang yaitu mendahulukan warna yang gelap terlebih dahulu kemudian ditransisikan dengan warna yang lebih muda. Untuk menghasilkan gambar yang lebih hidup anda harus kreatif dalam memadukan teknik yang anda gunakan. Bisa saja anda menggunakan kedua teknik tersebut dalam satu area. Sebagai tips tambahan, biasanya cat crayon yang baru kita beli sudah disusun berdasarkan tingkat warna yang berdekatan oleh karena itu usahakan meletakkan mereka kembali sesuai dengan tempatnya agar memudahkan kita dalam menghasilkan gradasi. Sebagian car juga dilengkapi dengan nomor sehingga kita dapat menyusunnya secara berurut. 3. Mixing Langkah selanjutnya adalah mixing atau pencampuran. Tahap ini dilakukan untuk menghasilkan gambar yang lebih hidup dengan pencampuran gradasi yang telah digoreskan sebelumnya. Ada dua teknik mixing yang dapat anda coba sesuai dengan kebutuhan anda yaitu teknik goresan linear dan goresan circular. Jika anda ingin mewarnai gambar langit, maka anda bisa menggunakan goresan linear. 4. Finishing Tahap akhir adalah tahap finishing. Teknik yang kita gunakan adalah menghaluskan warna pada bagian-bagian yang belum sempurna. Pada tahap ini kita dapat menambahkan aksen-aksen pelengkap agar gambar lebih menarik. Pada beberapa praktik, anda juga dapat melakukan scrabbing atau pengerokan yaitu mengerok bagian tertentu dari gambar anda menngunakan scrabber untuk penyempurnaan. Demikian teknik menggambar dan mewarnai dengan crayon, semoga bermanfaat.

Sumber: http://bahanbelajarsekolah.blogspot.co.id/2015/08/teknik-menggambar-dan-mewarnai-dengan-crayon.html
Content is Courtesy of bahanbelajarsekolah.blogspot.com
Crayon atau Krayon merupakan salah satu alat mewarnai yang terbuat dari minyak dan lilin serta bubuk pewarna. Penggunaan crayon cukup populer karena crayon mempunyai warna-warna yang menarik selain itu crayon juga lebih aman digunakan oleh anak-anak dari pada cat minyak yang telah lebih dahulu digunakan.

Dipasaran terdapat berbagai jenis crayon, mulai dari yang berharga murah hingga yang berharga mahal, mulai dari yang berisi 12 warna hingga yang berisi 24 warna. Dari sekian banyak merek dan jenis crayon yang manakah yang terbaik untuk digunakan ?, yang manakah yang paling bisa menghasilkan warna yang paling baik ?.

Untuk menghasilkan gambar dengan warna yang paling baik tidak harus menggunakan crayon dengan harga yang mahal atau crayon dengan isi banyak karena hasil pewarnaan tergantung dari tehnik yang digunakan dalam mewarnai gambar dengan crayon tersebut dan berikut ini saya akan memberikan tips tehnik mewarnai gambar dengan crayon agar dengan menggunakan crayon jenis apapun hasilnya akan maksimal.

Tehnik Mewarnai Gambar Dengan Crayon


Sebelum mewarnai dengan crayon kita membutuhkan beberapa alat dan bahan sebagai berikut :

1. Crayon Set
Sediakan 1 set crayon dengan merek apa saja dan jumlahnya boleh berapa saja.

2. Gambar Sketsa Untuk Diwarnai
Bisa anda dapatkan secara gratis di www.anakcemerlang.com atau membeli di toko buku.

3. Pensil 8B
Pensil ini digunakan untuk mempertegas bagian terluar dari gambar dan digunakan setelah gambar selesai diwarnai.

4. Penghapus Crayon
Penghapus crayon biasanya berbentuk segitiga atau lonjong dan digunakan untuk menghapus gambar atau warna yang dianggap tidak perlu.

5. Tisu Kering
Tisu ini digunakan untuk membersihkan ampas crayon yang seringkali menempel pada bagian ujung crayon.

6. Alat Kerok
Alat kerok ini bisa menggunakan berbagai benda asalkan memiliki ujung yang pipih seperti uang logam atau sendok es krim. Fungsi alat kerok ini adalah untuk membuat efek khusus dengan cara mengerok warna pada bagian gambar.

7. Alat peraut
Ada 2 jenis alat peraut, yang memiliki lubang kecil untuk meraut crayon dengan ukuran kecil dan yang memiliki lubang besar untuk meraut crayon yang memiliki ukuran besar.

8. Alas Gambar
Gunakan alas yang tebal dan lembut untuk melapisi kertas yang akan diwarnai agar hasil pewarnaan nantinya lebih halus dan merata, bisa menggunakan kertas koran ataupun karton yang tebal.

Setelah semua alat dan bahan tersedia mulailah mewarnai dengan beberapa tehnik mewarnai dengan menggunakan crayon seperti berikut ini :

A. Mewarnai Gambar Dengan Crayon Dengan Tehnik Putar 
Mewarnai dengan tehnik putar yang sering juga disebut tehnik circular adalah dengan cara memutar-mutarkan crayon secara berulang-ulang pada objek gambar yang diinginkan sehingga seluruh bagian gambar terwarnai oleh crayon. Lakukan cara ini pada setiap warna yang digunakan !.

Kekurangan dari mewarnai dengan tehnik putar adalah waktu yang digunakan untuk mewarnai akan lebih lama, namun tehnik ini mempunyai kelebihan yaitu hasil pewarnaan dengan crayon akan merata secara maksimal.

B. Mewarnai Gambar Dengan Crayon Dengan Tehnik Menggores
Tehnik menggores dalam mewarnai gambar dengan crayon biasa juga disebut dengan tehnik linear, caranya adalah dengan menggoreskan crayon membentuk garis lurus secara berulang-ulang pada objek gambar yang diinginkan sehingga seluruh bagian gambar terwarnai seluruhnya.

Dengan tehnik menggores proses mewarnai gambar akan lebih cepat namun kekurangannya adalah hasil dari warna yang diaplikasikan kurang merata.

Agar hasil dari pewarnaan bisa lebih maksimal, gabungkan kedua tehnik mewarnai gambar dengan crayon diatas dengan tehnik gradasi menggunakan crayon yang telah saya publikasikan sebelumnya dan pada artikel berikutnya saya akan memberikan tips dan trik mewarnai gambar dengan crayon yang berupa panduan langkah-langkah dalam mewarnai gambar dengan crayon

Saturday, November 21, 2015

KATA CINTA ROMANTIS LUGHOT PADANG PASIR

NAHWU SHOROF

Terjemah Kitab Matan Alfiah Ibnu Malik 81 Bab Nadzom

  1. Muqaddimah
  2. Bab Kalam dan Susunannya
  3. Bab Mu’rab dan Mabni
  4. Bab Nakirah dan Ma’rifat
  5. Bab Isim Alam
  6. Bab Isim Isyaroh
  7. Bab Isim Maushul
  8. Bab Ma’rifat dengan Alat Ta’rif
  9. Bab Ibtada’
  10. Bab Kana dan Saudara-saudaranya
  11. Bab Maa, Laa, Laata, dan In yang beramal Laisa
  12. Bab Af’aalul Muqorabah
  13. Bab Inna dan Saudara-saudaranya
  14. Bab Laa Nafi Jenis
  15. Bab Zhonna dan Saudara-saudaranya
  16. Bab A’lama dan Aroo
  17. Bab Isim Fa’il
  18. Bab Naibul Fa’il
  19. Bab Istighol
  20. Bab Fi’il Muta’adi dan Fi’il Lazim
  21. Bab Tanaazu’ Dalam Amal
  22. Bab Maf’ul Muthlaq
  23. Bab Maf’ul Lah
  24. Bab Maf’ul Fih-Zhorof
  25. Bab Maf’ul Ma’ah
  26. Bab Istitsna’
  27. Bab Haal
  28. Bab Tamyiz
  29. Bab Huruf Jarr
  30. Bab Idhofah
  31. Bab Mudhof kepada Ya’ Mutakallim
  32. Bab Amal Mashdar
  33. Bab Amal Isim Fa’il
  34. Bab Bina’ Mashdar
  35. Bab Bina’ Isim Fa’il, Bina’ Isim Maf’ul dan Bina’ Shifat Musyabbah
  36. Bab Shifat yang menyerupai Isim Fa’il
  37. Bab Ta’ajjub
  38. Bab Ni’ma, Bi’sa dan Ma yang menempati pada keduanya
  39. Bab Af’alut Tafdhil
  40. Bab Na’at
  41. Bab Taukid
  42. Bab ‘Athaf
  43. Bab ‘Athaf Nasaq
  44. Bab Badal
  45. Bab Nida’
  46. Bab Fashlun Tabi’ Munada
  47. Bab Munada Mudhof pada Ya’ Mutakallim
  48. Bab Isim-Isim yang hanya berlaku pada Nida’
  49. Bab Istighotsah
  50. Bab Nudbah
  51. Bab Tarkhim
  52. Bab Ikhtishosh
  53. Bab Tahdzir dan Ighro’
  54. Bab Isim Fi’il dan Isim Ashwat
  55. Bab Nun Taukid
  56. Bab Isim yang tidak Munshorif
  57. Bab I’rab Fi’il
  58. Bab ‘Amil Jazm
  59. Bab Fashl Lau
  60. Bab Amma, Laula dan Lauma
  61. Bab Khabar dari Alladzi dan Alif Lam
  62. Bab Hitungan
  63. Bab Kam, Ka’ayyin dan Kadza
  64. Bab Hikayah
  65. Bab Ta’nits
  66. Bab Maqshur dan Mamdud
  67. Bab Cara Mentatsniyah dan Menjama’kan Isim Maqshur dan Mamdud
  68. Bab Jama’ Taksir
  69. Bab Tashghir
  70. Bab Nasab
  71. Bab Waqof
  72. Bab Imalah
  73. Bab Tashrif
  74. Bab Tambahan Hamzah Washal
  75. Bab Penggantian Huruf
  76. Bab Fashal Penggantian Wau dari Ya
  77. Bab Fashal Berkumpulnya Wau dan Ya’
  78. Bab Fashal Pemindahan Harakah pada Huruf Mati Sebelumnya
  79. Bab Fashal Penggantian Fa’ Ifti’ala pada Ta’
  80. Bab Fashal Membuang Fa’ Fi’il Amar dan Fi’il Mudhori’
  81. Bab Idgham dan Khatimah Nadzam

OLEH : AHMAD NUR HASAN,SPd

NAHWU SHOROF

Pengertian Nahwu Shorof


NAHWU merupakan kaidah-kaidah  Bahasa Arab untuk mengetahui bentuk kata dan keadaan-keadaannya ketika masih satu kata (Mufrod) atau ketika sudah tersusun (Murokkab). Termasuk didalamnya adalah pembahasan SHOROF. Karena Ilmu Shorof bagian dari Ilmu Nahwu, yang ditekankan kepada pembahasan bentuk kata dan keadaannya ketika mufrodnya.
Jadi secara garis besar, pembahasan Nahwu mencakup pembahasan tentang bentuk kata dan keadannya ketika belum tersusun (mufrod) , semisal bentuk Isim Fa’il mengikuti wazan فاعل, Isim Tafdhil mengikuti wazan أفعل, berikut keadaan-keadaannya semisal cara mentatsniyahkan, menjamakkan, mentashghirkan dll. Juga pembahasan keadaan kata ketika sudah tersusun (murokkab) semisal rofa’nya kalimah isim ketika menjadi fa’il, atau memu’annatskan kalimah fi’il jika sebelumnya menunjukkan Mu’annats dll.
Satu kata dalam Bahasa Arab disebut Kalimah (الكَلِمَة) yaitu satu lafadz yang menunjukkan satu arti.
Kalimat atau susunan kata dalam Bahasa Arab disebut Murokkab (المُرَكَّب). Jika kalimat / susunan kata tersebut telah sempurna, atau dalam kaidah nahwunya telah memberi pengertian dengan suatu hukum ” Faidah baiknya diam” maka kalimat sempurna itu disebut Kalam (الكَلاَم) atau disebut Jumlah (الجُمْلَة).
Kalimah-kalimah dalam Bahasa Arab, diringkas menjadi tiga macam:
1. Kalimah Fiil (الفِعْلُ) = Kata kerja
2. Kalimah Isim (الإِسْمُ) = Kata Benda
3. Kalimah Harf (الحَرْفُ) = Kata Tugas.
Khusus untuk Kalimah Fi’il, bisa dimasuki: قد, س, سوف, Amil Nashob ان dan saudara-saudaranya, Amil Jazm, Ta’ Fa’il, Ta’ Ta’nits Sakinah, Nun Taukid, Ya’ Mukhotobah.
Khusus untuk Kalimah Isim, bisa dimasuki: Huruf Jar, AL, Tanwin, Nida’, Mudhof, Musnad.
Khusus untuk Kalimah Harf, terlepas dari suatu yang dikhusukan kepada Kalimah Fiil dan Kalimah Isim.
Menurut wazannya, asal Kalimah terdiri dari tiga huruf, 1. Fa’ fi’il, 2. ‘Ain Fi’il, 3. Lam Fi’il (َفَعَل). Apabila ada tambahan asal, maka ditambah 4. Lam fi’il kedua (َفَعْلَل). Apabila ada tambahan huruf bukan asal. maka ditambah pula pada wazannya dengan huruf tambahan yang sama, semisal  ٌمُسْلِم ada tambahan huruf Mim didepannya, maka ikut wazan مُفْعِلٌ.

Pelajaran selanjutnya →

Pembahasan Kata Kerja

Pengertian Nahwu Shorof


NAHWU merupakan kaidah-kaidah  Bahasa Arab untuk mengetahui bentuk kata dan keadaan-keadaannya ketika masih satu kata (Mufrod) atau ketika sudah tersusun (Murokkab). Termasuk didalamnya adalah pembahasan SHOROF. Karena Ilmu Shorof bagian dari Ilmu Nahwu, yang ditekankan kepada pembahasan bentuk kata dan keadaannya ketika mufrodnya.
Jadi secara garis besar, pembahasan Nahwu mencakup pembahasan tentang bentuk kata dan keadannya ketika belum tersusun (mufrod) , semisal bentuk Isim Fa’il mengikuti wazan فاعل, Isim Tafdhil mengikuti wazan أفعل, berikut keadaan-keadaannya semisal cara mentatsniyahkan, menjamakkan, mentashghirkan dll. Juga pembahasan keadaan kata ketika sudah tersusun (murokkab) semisal rofa’nya kalimah isim ketika menjadi fa’il, atau memu’annatskan kalimah fi’il jika sebelumnya menunjukkan Mu’annats dll.
Satu kata dalam Bahasa Arab disebut Kalimah (الكَلِمَة) yaitu satu lafadz yang menunjukkan satu arti.
Kalimat atau susunan kata dalam Bahasa Arab disebut Murokkab (المُرَكَّب). Jika kalimat / susunan kata tersebut telah sempurna, atau dalam kaidah nahwunya telah memberi pengertian dengan suatu hukum ” Faidah baiknya diam” maka kalimat sempurna itu disebut Kalam (الكَلاَم) atau disebut Jumlah (الجُمْلَة).
Kalimah-kalimah dalam Bahasa Arab, diringkas menjadi tiga macam:
1. Kalimah Fiil (الفِعْلُ) = Kata kerja
2. Kalimah Isim (الإِسْمُ) = Kata Benda
3. Kalimah Harf (الحَرْفُ) = Kata Tugas.
Khusus untuk Kalimah Fi’il, bisa dimasuki: قد, س, سوف, Amil Nashob ان dan saudara-saudaranya, Amil Jazm, Ta’ Fa’il, Ta’ Ta’nits Sakinah, Nun Taukid, Ya’ Mukhotobah.
Khusus untuk Kalimah Isim, bisa dimasuki: Huruf Jar, AL, Tanwin, Nida’, Mudhof, Musnad.
Khusus untuk Kalimah Harf, terlepas dari suatu yang dikhusukan kepada Kalimah Fiil dan Kalimah Isim.
Menurut wazannya, asal Kalimah terdiri dari tiga huruf, 1. Fa’ fi’il, 2. ‘Ain Fi’il, 3. Lam Fi’il (َفَعَل). Apabila ada tambahan asal, maka ditambah 4. Lam fi’il kedua (َفَعْلَل). Apabila ada tambahan huruf bukan asal. maka ditambah pula pada wazannya dengan huruf tambahan yang sama, semisal  ٌمُسْلِم ada tambahan huruf Mim didepannya, maka ikut wazan مُفْعِلٌ.

Pelajaran selanjutnya →

Pembahasan Kata Kerja

Friday, November 20, 2015

PUISI


puisi kontemporer
Puisi merupakan bagian dari sastra juga mengalami perkembangan, dari segi bentuk dan nafasnya. Dalam zaman sastra lama Indonesia kita mengenal bentuk-bentuk seperti mantra, bidal,pantun, syair yang kemudian muncul bentuk-bentuk puisi baru pada tahun 1930-an m misalnya saja sonata,kwatren,terzina,stanza,dan sebagainya. Pada tahun 1045 an dengan khairir anwar sebagai penyair garda depan saat itu memproklamasikan bentuk puisi yang lebih baru yang sering kita kenal dengan bentuk puisi bebas. Lalu pada tahun 1973 kita dikagetkan dengan hadirnya puisi-puisi dengan bentuknya yang aneh dan ganjil menurut ukuran Indonesia.
Pengertian
Kontemporer maksudnya kekinian atau modern, tidak terikat oleh aturan – aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman kini (modern).Jadi, puisi kontemporer dapat diartikan sebagai puisi yang bebas dari kungkungan makna leksikal, sehingga deret kata atau kalimatnya sering tidak bermakna leksikal (makna kamus). Bahkan kadang – kadang kata – kata yang digunakan tidak ada didalam kamus ataupun ujaran. 
Kontemporer Istilah puisi kontemporer di padankan dengan istilah puisi inkonvensional, puisi masa kini, puisi mutakhir, istilah kontemporer di dalam puisi kontemporer tidak menunjuk kepada waktu walaupun di dalam kamus istilah itu berarti dewasa ini. Masa kini atau mutakhir , pengenaan atau penerapan istilah kontemporer pada puisi kontemporer lebih mengarah kepada kehendak menunjukkan pada kondisi kreatif seniman di dalam mengolah dan menemukan idiom-idiom baru. Jika yang berpendapat bahwa kontemporer pada puisi kontemporer menunjukkan pada waktu dan bukan pada model puisi tertentu, maka pendapat demikian itu perlu diluruskan atau diperbaiki. Mengertikan seni kontemporer atau lebih khusus kepada puisi kontemporer dengan memakai kurun waktu misalnya dari tahun sekian sampai dengan tahun sekian, merupakan langkah atau sikap yang gegabah, tidak setiap hasil karya atau puisi misalnya tahun 1970-an berhak disebut kontemporer selama di dalamnya tidak terdapat atau tampak ciri-ciri kontemporer. Oleh karena itu, puisi kontemporer tidak menunjuk pada waktu. Didalam puisi kontemporer salah satu wajah yang penting adalah wajah eksplorasi dan sejumlah kemungkinan baru. Kemugkinan baru itu antara lain lahirnya eksperimen berupa penjungkirbalikan kata. Penciptaan kata-kata baru. Penciptaan idiom-idiom baru, percobaan semantik dan sintaksis. Puisi kontemporer tidak hanya terikat pada tema, tetapi juga terikat pada struktur fisik puisi. Berdasarkan keberadaan puisi kontemporer ini, maka pengertiannya, puisi yang muncul pada masa kini yang bentuk dan gayanya tidak mengikuti kaidah-kaidah puisi pada umumnya, puisi yang lahir di dalam kurun waktu tertentu yang memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan puisi lainnya. Puisi kontemporer adalah bentuk puisi yang berusaha lari dari ikatan konvensional puisi itu sendiri. Misalnya, Sutardji mulai tidak mempercayai kekuatan kata tetapi dia mulai berpaling pada eksistensi bunyi dan kekuatannya. Danarto justru memulai kekuatan garis dalam menciptakan puisi.
Kontemporer adalah bentuk puisi yang berusaha lari dari ikatan konvensional puisi iti sendiri. Misalnya saja Sutardji mulai tidak mempercayai Kekuatan kata tetapi dia mulai berpaling pada Eksistensi bunyi dan kekuatannya. Danarto justru memulai dengan kekuatan garis dalam menciptakanpuisi.
Kontemporer secara umum bermakna masa kini sesuai dengan perkembangan zaman atau selalu menyesuaikan dengan perkembangan keadaan zaman. Selain itu, puisi kontemporer dapat diartikan sebagai puisi yang lahir dalam kurun waktu terakhir. Puisi kontemporer berusaha lari dari ikatan konvensional puisi itu sendiri. Puisi kontemporer seringkali memakai kata-kata yang kurang memperhatikan santun bahasa, memakai kata-kata makin kasar, ejekan, dan lain-lain. Pemakaian kata-kata simbolik atau lambang intuisi, gaya bahasa, irama, dan sebagainya dianggapnya tidak begitu penting lagi.
Kontemporer adalah bentuk puisi yang berusaha lari dari ikatan konvensional puisi iti sendiri. Misalnya saja Sutardji mulai tidak mempercayaik Kekuatan kata tetapi dia mulai berpaling pada Eksistensi bunyi dan kekuatannya. Danarto justru memulai dengan kekuatan garis dalam menciptakan puisi. Puisi kontemporer memang cenderung berbentuk aneh dan ganjil. Di samping Sutardji dan Danarto, juga Sapardi Djoko Damono, penyair lain mencanangkan bentuk puisi ganjil adalah : Ibrahim Sattah, Hamid Jabar, Husni Jamaluddin, Noorca Marendra, dan sebagainya. Lebih jauh boleh dikatakan bahwa puisi kontemporer seringkali memakai kata-kata yang kurang memperhatikan santun bahasa,memakai kata-kata makian kasar,ejekan,dan lain-lain. Pemakaian kata-kata simbolik atau lambing intuisi,gaya bahasa, irama, dan sebagainya dianggapnya tidak begitu penting lagi.
Ciri-Ciri
  1. Bebas menggunakan unsur bahasa baik daerah atau bahasa asing
  2. Berpijak pada bahasa inkonvensional
  3. Menggarap tipografi secara cermat
  4. Menolak kata yang menjadi media ekspresinya
  5. Memakai kata-kata yang tidak mudah dimengerti, kata-kata yang dibolak-balikan
  6. menampilkan kata sedikit mungkin
  7. Berpatokan pada simbol-simbol tanpa kata
Macam-Macam dan Contoh

Puisi kontemporer dibedakan menjadi 3 yaitu
1. Puisi mantra adalah puisi yang mengambil sifat-sifat mantra. Sutardji Calzoum Bachri adalah orang yang pertama memperkenalkan puisi mantra dalam puisi kontemporer. Ciri-ciri mantra adalah:
ü  Mantra bukanlah sesuatu yang dihadirkan untuk dipahami melainkan sesuatu yang disajikan untuk menimbulkan akibat tertentu
ü  Mantra berfungsi sebagai penghubung manusia dengan dunia misteri
ü  Mantra mengutamakan efek atau akibat berupa kemanjuran dan kemanjuran itu terletak pada perintah.
misalnya:
MIAUWWW!
tiap kata lahir karena ada arti
apa ku dalam kuburMu ku kubur
siapa ku dalam kuburMu ku kubur
 
dimana ku dalam kuburMu ku kubur
 
mengapa ku dalam kuburMu ku kubur
bagaimana ku dalam kuburMu ku kubur
 
kuburmu kuburku dalam kuburMu ku kubur
 
bagaimana mu dalam kuburku ku kubur
 
mengapa mu dalam kuburku ku kubur
 
dimana mu dalam kuburku ku kubur
siapa mu dalam kuburku ku kubur
 
apa mu dalam kuburku ku kubur

sekarang rial ngerti akan arti
kucing ini tak lagi mau maki
 
hujatkan tanya pada diri
ia takkan miau lagi
minta di beri

miauw!

MENCARI BAPAK DALAM KATA

Rial sedang mabuk
ketika Bapak para penyair berkata
carilah yang paling kata
biar sama seperti kataku

aku berkelana dari satu
huruf ke huruf lain
ku jelajahi belantara kata
pedangku menetak pepohonan
menyibak ilalang
membelah diri
masuk ke buku
masuk ke kitab
masuk ke kelam
masuk ke gaib

berlari di sepanjang darah
meniti tiap mantera
tak jua ku sampai

rial semakin mabuk
semakin mata
semakin ngamuk
semakin merah
rial hilang
dimana rial??

ah,
rial tak mabuk lagi
rial tak tidur lagi
rial tak ngantuk lagi
rial tak nyari lagi
rial sudah bangun

seribu kata takkan sama
seribu mantera takkan bisa
kun-ku tak pernah sampai ke kun-Mu

2. Puisi mbeling adalah bentuk puisi yang tidak mengikuti aturan. Aturan puisi yang dimaksud ialah ketentuan-ketentuan yang umum berlaku dalam puisi. Puisi ini muncul pertama kali dalam majalah Aktuil yang menyediakan lembar khusus untuk menampung sajak, dan oleh pengasuhnya yaitu Remy Silado, lembar tersebut diberi nama "Puisi Mbeling". Kata-kata dalam puisi mbeling tidak perlu dipilih-pilih lagi. Dasar puisi mbeling adalah main-main.
Ciri-ciri puisi mbeling adalah:
  1. Mengutamakan unsur kelakar; pengarang memanfaatkan semua unsur puisi berupa bunyi, rima, irama, pilihan kata dan tipografi untuk mencapai efek kelakar tanpa ada maksud lain yang disembunyikan (tersirat).
  2. Menyampaikan kritik sosial terutama terhadap sistem perekonomian dan pemerintahan.
  3. Menyampaikan ejekan kepada para penyair yang bersikap sungguh-sungguh terhadap puisi. Dalam hal ini, Taufik Ismail menyebut puisi mbeling dengan puisi yang mengkritik puisi.

Contoh:

TAPI 

aku bawakan bunga padamu
tapi kau bilang masih

aku bawakan resahku padamu
tapi kau bilang hanya

aku bawakan darahku padamu
tapi kau bilang cuma

aku bawakan mimpiku padamu
tapi kau bilang meski

aku bawakan dukaku padamu
tapi kau bilang tapi

aku bawakan mayatku padamu
tapi kau bilang hampir

aku bawakan arwahku padamu
tapi kau bilang kalau

tanpa apa aku datang padamu
wah!
1976
Sutardji Calzoum Bachri, O AMUK KAPAK ,1981
 
BATU
 
batu mawar
batu langit
batu duka
batu rindu
batu jarum
batu bisu
kaukah itu
teka
teki
yang
tak menepati janji?

Dengan seribu gunung langit tak runtuh dengan seribu perawan
hati tak jatuh dengan seribu sibuk sepi tak mati dengan
seribu beringin ingin tak teduh. Dengan siapa aku mengeluh?
Mengapa jam harus berdenyut sedang darah tak sampai mengapa
gunung harus meletus sedang langit tak sampai mengapa peluk
diketatkan sedang hati tak sampai mengapa tangan melambai se-
dang lambai tak sampai. Kau tahu?
batu risau
batu pukau batu Kau-ku
batu sepi
batu ngilu
batu bisu
kaukah itu
teka
teki
yang
tak menepati janji?

Sutardji Calzoum Bachri, O AMUK KAPAK ,1981

HERMAN
 

herman tak bisa pijak di bumi tak bisa malam di bulan
tak bisa hangat di matari tak bisa teduh di tubuh
tak bisa biru di lazuardi tak bisa tunggu di tanah
tak bisa sayap di angin tak bisa diam di awan
tak bisa sampai di kata tak bisa diam di diam tak bisa paut di mulut
tak bisa pegang di tangan takbisatakbisatakbisatakbisatakbisatakbisa

di mana herman? kau tahu?
tolong herman tolong tolong tolong tolongtolongtolongtolongngngngngng!

Sutardji Calzoum Bachri, O AMUK KAPAK ,1981



SAJAK SIKAT GIGI
Seseorang lupa menggosok giginya sebelum tidur
Di dalam tidur ia bermimpi
Ada sikat gigi menggosok-gosok mulutnya supaya terbuka
Ketika ia bangun pagi hari
Sikat giginya tinggal sepotong
Sepotong yang hilang itu agaknya
Tersesat di dalam mimpinya dan tak bisa kembali
Dan ia berpendapat bahwa, kejadian itu terlalu berlebih-lebihan
(Yudhistira Ardi Nugraha dalam Sajak Sikat Gigi, 1974)

3.    Puisi konkret adalah puisi yang disusun dengan mengutamakan bentuk grafis berupa tata wajah hingga menyerupai gambar tertentu. Puisi seperti ini tidak sepenuhnya menggunakan bahasa sebagai media. Di dalam puisi konkret pada umumnya terdapat lambang-lambang yang diwujudkan dengan benda dan/atau gambar-gambar sebagai ungkapan ekspresi penyairnya.

Contoh:

 Drama Sebabak

             a  C  a  r  a  C  a
                                    o             e
                 w             w
                 o              e
                   C   o  w  o   K   a  n  d   K  e  w  e  k
                        o                                       e
                         w                               w
                                e                       o
                                   e                o
                                        e        o
                                             K
                                             a
                                             u
                           O  w  e  e  e  e  e  e  k  k

               Puisi kongkret yang mirip gambar piala, yang garis-garisnya diganti dengan sepuluh huruf itu cukup unik juga. Puisi tersebut mengedepankan sebuah acara remaja antara cowok dan cewek yang berakhir dengan saling menuduh : kau penyebab cewek melahirkan.

Tragedi Winka dan Sihka
kawin
           kawin
                      kawin
                                kawin
                                           kawin
                                                     ka
                                               win
                                          ka
                                    win
                                ka
                           win
                       ka
                 win
             ka
       win
 ka
      winka
               winka
                         winka
                                  sihka
                                           sihka
                                                    sihka
                                                             sih
                                                         ka
                                                    sih
                                                 ka
                                            sih
                                         ka
                                   sih
                                ka
                            sih
                        ka
                            sih
                                 sih
                                      sih
                                           sih
                                                sih
                                                     sih
                                                          ka
                                                            Ku

                               (Sutardji Calzoum Bachri, 1983)

          Meskipun makna puisi tersebut tidak diungkapkan, bentuk fisik puisi di atas membentuk makna. Puisi di atas merupakan tragedi. Pembalikan kata /kawin/ menjadi /winka/ dan /kasih/ menjadi /sihka/ mengandung makna bahwa perkawinan antara suami istri itu berantakan dan kasih antara suami dan isteri sudah berbalik menjadi kebencian.
Oleh : Ahamad Nur Hasan, S.Pd SD

DZIKIR SETELAH SHOLAT

DZIKIR SETELAH SHOLAT   "Tidaklah sama  antara orang yang mau berdzikir pada Tuhannya dan yang tidak, seperti antara orang yang hidup d...