Thursday, October 31, 2013

Doa adalah Mukhul Ibadah( utamanya ibadah). Doa bisa di lakukan dengan cara apapun. Dengan kita beristighfar, dzikir bahkan bersholawat pun bisa di kategorikan sebuah doa. Salah satunya adalah sholawat thibbil qulub.
Sholawat Thibbil Qulub adalah sholawat yang di baca ketika kita mendapatkan penyakit, baik itu penyakit hati ataupun badani. Sholawat ini begitu ampuh ketika kita membacakanya. Keampuhan dalam membacanya menjadi salah satu obat tersendiri. Menjadikan beban hati, badan dan pikiran semakin ringan.
Ketika gundah gulana menyerang kita, berdoalah dengan penuh kekhusyuan dan ketawadhuan. Pikiran penat, capek hati dan pikiran, marah, emosi dan segala jenis penyakit hati. karena dalam makna sholawat thibil qulub ini mempunyai arti yang luar biasa. Dalam segi lafaadz maupun maknanya.
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صلي علي سيدنا محمد طب القلوب و دوائها و عافية الابدان و شفائها و نورالابصار وضيائها وقوت الارواح وغدائها و علي اله وصحبه و سلم
Ya Allah, anugerahkanlah shalawat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yaitu kesucian hati dan penyembuhnya. Kesehatan badan dan kesembuhannya. Cahaya pengelihatan serta sinarnya, penjamin jasmani dan rohani akan kebutuhannya. Anugerahkanlah pula kepada keluarga dan para sahabatnya serta berikanlah pula keselamatan.”

Wednesday, October 16, 2013

KEBERHASILAN MENGAJAR BELAJAR







KEBERHASILAN MENGAJAR BELAJAR






KEBERHASILAN MENGAJAR BELAJAR


A. PENDAHULUAN
Pengertian Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan ( Moh. Surya, 1992, 23). Morgan, seperti dikutip Tim
Penulis Psikologi Pendidikan (1993: 60) ringkasnya mengatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.Siswa mengalami suatu proses belajar.
Dalam proses belajar tesebut, siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar. Kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang dibelajarkan dengan bahan belajar menjadi semakin rinci dan menguat. Adanya informasi tentang sasaran belajar, adanya penguatan-penguatan, adanya evaluasi dan keberhasilan belajar, menyebaban siswa semakin sadar, akan kemampuan dirinya (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 22).
Dari ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu tindakan sadar yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan dalam diri mereka atas stimulasi lingkungan dan proses mental mereka sehingga bertambah pengetahuannya.
Pengertian MengajarJerome S. Brunner dalam bukunya Toward a theory of instruction mengemukakan bahwa mengajar adalah menyajikan ide, problem atau pengetahuan dalam bentuk yang sederhana sehingga dapat dipahami oleh setiap siswa (Uzer Usman dan Lilis Setyawati, 1993: 5). Ngalim Purwanto dalam bukunya Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (1998: 150) mengemukakan yang dimaksud dengan mengajar ialah memberikan pengetahuan atau melatih kecakapan-kecakapan atau keterampilan-keterampilan kepada anak-anak.
Jadi, mengajar bukan sekedar proses penyampaian ilmu pengetahuan, melainkan mengandung makna yang lebih luas dan kompleks, yaitu terjadinya komunikasi dan interaksi manusiawi dengan berbagai aspeknya
B. PENGERTIAN KEBERHASILAN
Pengertian, Tolak Ukur, dan Tingkatan Keberhasilan Belajar Mengajar Moh Uzer Usman dan Lilis Setyawati dalam buku Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar (1993: 7-8) mengemukakan sebagai berikut. Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filosofinya.
Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan antara lain bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila TIK tersebut dapat tercapai. Untuk mengetahui tercapai tidaknya TIK, guru perlu mengadakan tes formatif setiap selesai menyajikan satu satuan bahasan kepada siswa.Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil.
C. INDIKATOR KEBERHASILAN
Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, adalah:
1. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok,
2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/ TIK telah dicapai siswa baik individu maupun klasikal
Namun yang banyak dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan dari keduanya adalah daya serap siswa terhadap pelajaran
D. PENILAIAN KEBERHASILAN
Tes prestasi belajar dapat digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan dan dapat digolongkan kedalam jenis penilaian sebagai berikut :
1. Tes Formatif
Penilaian ini digunakan untuk menguur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap anak didik terhadap pokok bahasan tersebut.
Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses balajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu
2. Tes Subsumatif
Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu, bertujuan untuk memperoleh gambaran daya serap anak didik untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar anak didik.
Hasil tes ini digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor
3. Tes Sumatif
Tes ini dilakukan untuk mengukur daya serap anak didik terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester atau dua tahun pelajaran,
Tes ini bertujuan untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar anak didik dalam suatu periode belajar tertentu.
Hasil tes ini daigunakan untuk kenaikan kelas, menyusun rangking atau sebagai ukuran mutu sekolah
E. TINGKAT KEBERHASILAN
. Untuk mengetahui sampai dimana tingkat keberhasilan belajar siswa terhadap proses belajar yang telah dilakukannya dan sekaligus juga untuk mengetahui keberhasilan mengajar guru, kita dapat menggunakan tingkat acuan sebagai berikut:
a. Istimewa / maksimal: apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai siswa,
b. Baik sekal i/ optimal: apabila sebagian besar (85% s/d 94%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai siswa,
c. Baik / minimal: apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 75% s/d 84% dikuasai siswa
d. Kurang : apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 75% dikuasai siswa.
Proses belajar mencapai puncaknya pada hasil belajar siswa atau unjuk kerja siswa .
F. PROGRAM PERBAIKAN
Tingkat keberhasilan proses mengajar dapat ddigunakan dalam berbagai usaha antara lain dengan kelangsungan proses belajar mengajar itu sendiri.
Ada dua point yang dapat dilihat dari hasil tingkat keberhasilan proses belajar mengajar :
1. Apabila 75 % anak didik yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai tingkat keberhasilan minimal, optimal atau maksimal, maka dapat dilanjutkan ke proses belajar untuk pokok bahasan yang baru
2. Apabila 75 % anak didik kurang (dibawah taraf minimal ) dalam mencapai tingkat keberhasilan , maka proses belajar mengajar berikutnya adalah perbaikan
Pengukuran tentang tingkatan keberhasilan proses mengajar sangat penting karena itu pengukuran harus betul-betul :
• Syahih ( Valid )
• Andal ( reliable) dan
• Lugas ( Objective)
Hal ini dapat tercapai apabila alat ukurnya disusun berdasarkan kaidah, aturan, hukum atau ketentuan penyusunan tes
Pengajaran perbaikan mengandung kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
• Mengulang pokok bahasan seluruhnya
• Mengulang bagian dari pokok bahasan yang hendak dikuasai
• Memecahkan masalah atau menyelesaikan soal-soal bersama
• Memberi tugas-tugas khusus
G. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
Faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan tersebut adalah :
1. Tujuan
Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.
Perumusan tujuan menentukan kepastian dari perjalanan proses belajar mengajar
Guru diwajibkan untuk merumuskan tujuan pembelajarannya agar dapat tercapai sasaran dalam setiap kegiatan belajar mengajar.. dan dirumuskan dalah TIK ( Tujuan Instruksional Khusus) sedangkan TIU (Tujuan Instruksional Umum ) yang sudah tersedia didalam GBPP.
TIK harus dirumuskan secara operasional dengan memenuhi syarat-syarat tertentu yaitu :
• Secara Spesifik menyatakan perilaku yang akan dicapai
• Membatasi dalam keadaan mana perubahan perilaku diharapkan dapat terjadi (kondisi perilaku)
• Menyatakan kriteria perubahan perilaku secara spesifik, artinya menggambarkan standar minimal perilaku yang dapat diterima sebagai hasil yang dicapai.
TIK adalah wakil dari TIU, maka perbuatan TIK harus berpedoman padaTIU. Indikator suatu TIU banyak namun handaknya dipilih yang betul-betul penting sehingga dapat mewakili TIU. Dapat diilustrasikan sebagai berikut
.
Berdasarkan pada indikator terpilih tersebut diatas dapat dirumuskan sejumlah TIK dari TIU yang bersangkutan.
Contoh rumusan TIK berdasarkan ciri-ciri dan indikator terpilih adalah
Tujuan menguasai Aspek Kebahasaan , Siswa mampu membuat kalimat Simple Present minimal 10 kata kerja dengan tepat dan benar
Bila TPK tersebut dianalisa dapat diketahui unsur – unsur berikut :
• Audience : Siswa
• Behaviour : Dapat membuat kalimat Simple Present
• Condition : Dengan menggunakan 10 kata kerja
• Degree : Dengan tepat dan benar
2. Guru
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah dan orang yang berpengalaman dalm bidang profesinya. Guru dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas.
Ada beberapa aspek yang menentukan keberhasilan guru dalam proses belajar yaitu :
• Kepribadian
Hal ini akan mempengaruhi pola kepemimpinan yang guru perlihatkan ketika melaksanakan tugas didalam kelas
• Pandangan terhadap anak didik
Proses belajar dari guru yang memandang anak didik sebagai mahluk individual dengan yang memiliki pandangan anak didik sebagai mahluk sosial akan berbeda. Karena prosesnya berbeda, hasil proses belajarnya pun akan berbeda.
• Latar belakang dan Pengalaman guru
Guru pemula dengan latar belakang pendidikan kegurua lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, karena ia sudah dibekali dengan seperangkat teori sebagai pendukung pengabdiannya.
Tingkat kesulitan yang ditemukan guru semakin berkurang pada aspek tertentu seiring dengan bertambahnya pengalamannya
Guru yang bukan berlatar belakang pendidikan keguruan dan ditambah tidak berpengalaman mengajar , akan banyak menemukan masalah dikelas. Oleh sebab itu, untuk menjembatinya dibuat program Akta 4 dan Akta 5.
3. Anak Didik
Adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah. Orang tuanya memepercayakan guru untuk mendididik mereka agar menjadi orang yang berilmu pengetahuan di kemudian hari.
Aspek dari anak didik yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar adalah :
• Psikologis anak didik
• Biologis anak didik
• Intelektual anak didik
• Kesenangan terhadap pelajaran
Hal diatas yang menyebabkan perbedaan karakteristik anak didik , misalnya pendiam, aktif, keras kepala, kreatif , manja dam sebagainya.
Anak yang dengan ciri-ciri mereka masing-masing berkumpul di dalam kelas dan yang mengumpulkan tentu saja guru atau pengelola sekolah. Banyak sedikitnya jumlah anak didik dikelas akan mempengaruhi pengelolaan kelas.
Angka-angka dirapor menunjukkan bukti nyata dari keberhasilan belajar mengajar. Hal ini sebagai bukti bahwa tingkat penguasaan anak terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru, karena itu dikenallah tingkat keberhasilan maksimal (istimewa), Optimal ( baik sekali ), minimal (baik) dan kurang untuk setiap bahan yang dikuasai anak didik.
4. Kegiatan Pengajaran
Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan anak didik dengan bahan pelajaran sebagai perantaranya. Guru yang mengajar, anak didik yang belajar.. Gaya mengajar guru mempengaruhi gaya belajar anak didik.
Gaya mengajar menurut Muhammad Ali ( 1992; 59), dapat dibedakan 4 macam yaitu
• Gaya mengajar klasik,
• Gaya mengajar teknologis,
• Gaya mengajar personalisasi dan
• Gaya mengajar interaksional
Ada 3 aspek yang dapat dilihat dari kegiatan pengajaran untuk keberhasilan belajar mengajar yaitu:
• Gaya mengajar guru
o Gaya mengajar klasik,
o Gaya mengajar teknologis,
o Gaya mengajar personalisasi dan
o Gaya mengajar interaksional
• Pendekatan guru
o Pendekatan individual
Guru berusaha memahami anak didik dengan segala persamaan dan perbedaannya
o Pendekatan kelompok
Berusah memahami anak didik sebagai mahluk sosial
Perpaduan kedua pendekatan ini akan menghasilkan hasil belajar mengajar yang lebih baik
• Strategi penggunaan metode
Penggunaan strategi belajar dapat digunakan lebih dari 1 meetde pengajaran misalnya penggunaan metode Ceramah dengan metode Tanya jawab untuk mata pelajaan IPS. Jarang guru menggunakan 1 metode dalam melaksanakan pengajaran , hal ini disebabkan rumusan tujuan yang dibuat guru tidak hanya satu, tetapi bisa lebih dari dua rumusan.
Dari penjelasan diatas, diketahui kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar.
Gaya mengajar menurut Muhammad Ali ( 1992; 59), dapat dibedakan 4 macam yaitu
• Gaya mengajar klasik,
• Gaya mengajar teknologis,
• Gaya mengajar personalisasi dan
• Gaya mengajar interaksional
5. Bahan dan Alat Evaluasi
Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat didalam kurikulum yang sudah dipelajari oleh anak didik guna kepentingan ulangan. Bahan pelajaran biasanya sudah dikemas dalam bentuk buku paket.
Ada waktu yang harus ditempuh dalam menyelesaikan buku paket tersebut misalnya 1 semester , dan kemudian guru akan membuat item-item soal evaluasi dengan perencanaan yang sistemastis dan dengan penggunaan alat evaluasi.
Alat evaluasi yang umum digunakan adalah :
• Benar – Salah ( True – False)
• Pilihan Ganda ( Multiple Choice)
• Menjodohkan ( Matching)
• Melengkapi ( Completion ) dan
• Essay
Masing – masing alat evaluasi itu mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan, oleh sebab itu guru sudah menggabungkan lebih dari satu alat evaluasi.
Benar Salah dan Pilihan Ganda adalah bagian dari tes objectif artinya objektif dalam hal pengoreksian tapi belum tentu objektif dalam jawaban yang dilakukan anak didik, Karena sifat alat ini mengharuskan anak didik memilih jawaban yang sudah disediakan dan tidak ada alternatif lain diluar alternatif itu, maka bila anak didik tidak bisa menjawab dia cenderung melakukan tindakan spekulasi, pengambilan sikap untung – untungan daripada tidak diisi
Pembuatan item soal dengan memakai alat tes objektif dapat menampung hampir semua bahan pelajaran yang sudah dipelajari oleh anak didik dalam satu semester. Kelmahannya terletak pada pengusaan anak didik terhadap bahan pelajaran bersifat semuatau samar-samar.
Alat tes dalam bentuk essay dapat mengurangi sikap dan tindakan spekulasi pada anak didik sebab alat tes ini hanya dapat dikjawab bila anak didik betul-betul menguasai bahan pelajaran dengan baik.
Untuk tes objektif mempunyai rumus penilaian masing-masing, Jadi kesanalah rujukan standar penilaian itu, bukan membuat rumus penilaian yang cenderung mendatangkan sikap dan tindakan spekulatif pada anak didik
Berbagai permasalahan yang telah diuraikan tersebut mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. Bila alat tes itu tidak valid dan tidak reliable , maka tidak dapat dipercaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar mengajar.
6. Suasana Evaluasi
Faktor suasana evaluasi merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. Hal yang perlu dalam suasana evaluasi adalah
• Pelaksanaan evaluasi biasanya dilaksanakan di dalam kelas
• Semua murid dibagi menurut tingkatan masing-masing
• Besar sedikitnya anak didik dalam kelas
• Berlaku jujur , baik guru maupun anak didik selama evaluasi tersebut.
H. KESIMPULAN
Keberhasilan belajar mengajar dipengaruhi berbagai aspek baik guru , anak didik dan suasana lingkungan belajar mengajar di sekolah.
Keberhasilan belajar mengajar dapat diukur dalam nilai yang berbentuk nilai rapor anak didik dan mutu sekolah itu sendiri
DAFTAR PUSTAKA
1. Drs Syaiful Bahri Djamara dan Drs Aswan Zain; Strategi Belajar Mengajar, :Penerbit Rhineka Cipta, Cetakan ke tiga , Agustus 2006, Jakarta
2. Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata,; Landasan Psikologis Proses Pendidikan,;Penerbit PT Remaja Rosdakarta, Cetakan ke dua, Oktober 2004, Bandung.
3. Roestiyah N K; Strategi Belajar Mengajar ; Penerbit Rhineka Cipta, Cetakan ke tujuh , Maret 2008, Jakarta
4. Moh Uzer Usman dan Lilis SEtiawati; Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, ,;Penerbit PT Remaja Rosdakarta, Cetakan pertama, 1993, Bandung.


DZIKIR SETELAH SHOLAT

DZIKIR SETELAH SHOLAT   "Tidaklah sama  antara orang yang mau berdzikir pada Tuhannya dan yang tidak, seperti antara orang yang hidup d...