KEBERHASILAN
MENGAJAR BELAJAR
A.
PENDAHULUAN
Pengertian
Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan (
Moh. Surya, 1992, 23). Morgan, seperti dikutip Tim
Penulis Psikologi Pendidikan (1993: 60) ringkasnya mengatakan bahwa belajar
adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi
sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.Siswa mengalami suatu proses
belajar.
Dalam proses
belajar tesebut, siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan
belajar. Kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang
dibelajarkan dengan bahan belajar menjadi semakin rinci dan menguat. Adanya
informasi tentang sasaran belajar, adanya penguatan-penguatan, adanya evaluasi
dan keberhasilan belajar, menyebaban siswa semakin sadar, akan kemampuan
dirinya (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 22).
Dari ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
tindakan sadar yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan dalam diri
mereka atas stimulasi lingkungan dan proses mental mereka sehingga bertambah
pengetahuannya.
Pengertian
MengajarJerome S. Brunner dalam bukunya Toward a theory of instruction
mengemukakan bahwa mengajar adalah menyajikan ide, problem atau pengetahuan
dalam bentuk yang sederhana sehingga dapat dipahami oleh setiap siswa (Uzer
Usman dan Lilis Setyawati, 1993: 5). Ngalim Purwanto dalam bukunya Ilmu
Pendidikan Teoritis dan Praktis (1998: 150) mengemukakan yang dimaksud dengan
mengajar ialah memberikan pengetahuan atau melatih kecakapan-kecakapan atau
keterampilan-keterampilan kepada anak-anak.
Jadi, mengajar bukan sekedar proses penyampaian ilmu pengetahuan, melainkan
mengandung makna yang lebih luas dan kompleks, yaitu terjadinya komunikasi dan
interaksi manusiawi dengan berbagai aspeknya
B.
PENGERTIAN KEBERHASILAN
Pengertian,
Tolak Ukur, dan Tingkatan Keberhasilan Belajar Mengajar Moh Uzer Usman dan
Lilis Setyawati dalam buku Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar (1993:
7-8) mengemukakan sebagai berikut. Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar
mengajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing
sejalan dengan filosofinya.
Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku
saat ini yang telah disempurnakan antara lain bahwa suatu proses belajar
mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila TIK
tersebut dapat tercapai. Untuk mengetahui tercapai tidaknya TIK, guru perlu
mengadakan tes formatif setiap selesai menyajikan satu satuan bahasan kepada
siswa.Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu
proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil.
C. INDIKATOR
KEBERHASILAN
Indikator
yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses belajar
mengajar dapat dikatakan berhasil, adalah:
1. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi,
baik secara individu maupun kelompok,
2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/ TIK telah dicapai siswa
baik individu maupun klasikal
Namun yang banyak dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan dari keduanya
adalah daya serap siswa terhadap pelajaran
D. PENILAIAN
KEBERHASILAN
Tes prestasi
belajar dapat digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan
dan dapat digolongkan kedalam jenis penilaian sebagai berikut :
1. Tes
Formatif
Penilaian ini digunakan untuk menguur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu
dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap anak didik terhadap
pokok bahasan tersebut.
Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses balajar mengajar bahan
tertentu dalam waktu tertentu
2. Tes
Subsumatif
Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam
waktu tertentu, bertujuan untuk memperoleh gambaran daya serap anak didik untuk
meningkatkan tingkat prestasi belajar anak didik.
Hasil tes ini digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan
diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor
3. Tes
Sumatif
Tes ini dilakukan untuk mengukur daya serap anak didik terhadap bahan
pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester atau dua tahun
pelajaran,
Tes ini bertujuan untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar anak
didik dalam suatu periode belajar tertentu.
Hasil tes ini daigunakan untuk kenaikan kelas, menyusun rangking atau sebagai
ukuran mutu sekolah
E. TINGKAT
KEBERHASILAN
. Untuk
mengetahui sampai dimana tingkat keberhasilan belajar siswa terhadap proses
belajar yang telah dilakukannya dan sekaligus juga untuk mengetahui
keberhasilan mengajar guru, kita dapat menggunakan tingkat acuan sebagai
berikut:
a. Istimewa / maksimal: apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu
dapat dikuasai siswa,
b. Baik sekal i/ optimal: apabila sebagian besar (85% s/d 94%) bahan pelajaran
yang diajarkan dapat dikuasai siswa,
c. Baik / minimal: apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 75% s/d 84%
dikuasai siswa
d. Kurang : apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 75% dikuasai
siswa.
Proses belajar mencapai puncaknya pada hasil belajar siswa atau unjuk kerja
siswa .
F. PROGRAM
PERBAIKAN
Tingkat
keberhasilan proses mengajar dapat ddigunakan dalam berbagai usaha antara lain
dengan kelangsungan proses belajar mengajar itu sendiri.
Ada dua point yang dapat dilihat dari hasil tingkat keberhasilan proses belajar
mengajar :
1. Apabila 75 % anak didik yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai
tingkat keberhasilan minimal, optimal atau maksimal, maka dapat dilanjutkan ke
proses belajar untuk pokok bahasan yang baru
2. Apabila 75 % anak didik kurang (dibawah taraf minimal ) dalam mencapai
tingkat keberhasilan , maka proses belajar mengajar berikutnya adalah perbaikan
Pengukuran
tentang tingkatan keberhasilan proses mengajar sangat penting karena itu
pengukuran harus betul-betul :
• Syahih ( Valid )
• Andal ( reliable) dan
• Lugas ( Objective)
Hal ini dapat tercapai apabila alat ukurnya disusun berdasarkan kaidah, aturan,
hukum atau ketentuan penyusunan tes
Pengajaran
perbaikan mengandung kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
• Mengulang pokok bahasan seluruhnya
• Mengulang bagian dari pokok bahasan yang hendak dikuasai
• Memecahkan masalah atau menyelesaikan soal-soal bersama
• Memberi tugas-tugas khusus
G.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
Faktor – faktor
yang mempengaruhi keberhasilan tersebut adalah :
1. Tujuan
Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam
kegiatan belajar mengajar.
Perumusan tujuan menentukan kepastian dari perjalanan proses belajar mengajar
Guru diwajibkan untuk merumuskan tujuan pembelajarannya agar dapat tercapai
sasaran dalam setiap kegiatan belajar mengajar.. dan dirumuskan dalah TIK (
Tujuan Instruksional Khusus) sedangkan TIU (Tujuan Instruksional Umum ) yang
sudah tersedia didalam GBPP.
TIK harus dirumuskan secara operasional dengan memenuhi syarat-syarat tertentu
yaitu :
• Secara Spesifik menyatakan perilaku yang akan dicapai
• Membatasi dalam keadaan mana perubahan perilaku diharapkan dapat terjadi
(kondisi perilaku)
• Menyatakan kriteria perubahan perilaku secara spesifik, artinya menggambarkan
standar minimal perilaku yang dapat diterima sebagai hasil yang dicapai.
TIK adalah
wakil dari TIU, maka perbuatan TIK harus berpedoman padaTIU. Indikator suatu
TIU banyak namun handaknya dipilih yang betul-betul penting sehingga dapat
mewakili TIU. Dapat diilustrasikan sebagai berikut
.
Berdasarkan
pada indikator terpilih tersebut diatas dapat dirumuskan sejumlah TIK dari TIU
yang bersangkutan.
Contoh rumusan TIK berdasarkan ciri-ciri dan indikator terpilih adalah
Tujuan menguasai Aspek Kebahasaan , Siswa mampu membuat kalimat Simple Present
minimal 10 kata kerja dengan tepat dan benar
Bila TPK
tersebut dianalisa dapat diketahui unsur – unsur berikut :
• Audience : Siswa
• Behaviour : Dapat membuat kalimat Simple Present
• Condition : Dengan menggunakan 10 kata kerja
• Degree : Dengan tepat dan benar
2. Guru
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada
anak didik di sekolah dan orang yang berpengalaman dalm bidang profesinya. Guru
dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas.
Ada beberapa
aspek yang menentukan keberhasilan guru dalam proses belajar yaitu :
• Kepribadian
Hal ini akan mempengaruhi pola kepemimpinan yang guru perlihatkan ketika
melaksanakan tugas didalam kelas
• Pandangan terhadap anak didik
Proses belajar dari guru yang memandang anak didik sebagai mahluk individual
dengan yang memiliki pandangan anak didik sebagai mahluk sosial akan berbeda.
Karena prosesnya berbeda, hasil proses belajarnya pun akan berbeda.
• Latar belakang dan Pengalaman guru
Guru pemula dengan latar belakang pendidikan kegurua lebih mudah menyesuaikan
diri dengan lingkungan sekolah, karena ia sudah dibekali dengan seperangkat
teori sebagai pendukung pengabdiannya.
Tingkat kesulitan yang ditemukan guru semakin berkurang pada aspek tertentu
seiring dengan bertambahnya pengalamannya
Guru yang bukan berlatar belakang pendidikan keguruan dan ditambah tidak
berpengalaman mengajar , akan banyak menemukan masalah dikelas. Oleh sebab itu,
untuk menjembatinya dibuat program Akta 4 dan Akta 5.
3. Anak
Didik
Adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah. Orang tuanya memepercayakan
guru untuk mendididik mereka agar menjadi orang yang berilmu pengetahuan di
kemudian hari.
Aspek dari anak didik yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar adalah :
• Psikologis anak didik
• Biologis anak didik
• Intelektual anak didik
• Kesenangan terhadap pelajaran
Hal diatas
yang menyebabkan perbedaan karakteristik anak didik , misalnya pendiam, aktif, keras
kepala, kreatif , manja dam sebagainya.
Anak yang dengan ciri-ciri mereka masing-masing berkumpul di dalam kelas dan
yang mengumpulkan tentu saja guru atau pengelola sekolah. Banyak sedikitnya
jumlah anak didik dikelas akan mempengaruhi pengelolaan kelas.
Angka-angka dirapor menunjukkan bukti nyata dari keberhasilan belajar mengajar.
Hal ini sebagai bukti bahwa tingkat penguasaan anak terhadap bahan pelajaran
yang diberikan oleh guru, karena itu dikenallah tingkat keberhasilan maksimal
(istimewa), Optimal ( baik sekali ), minimal (baik) dan kurang untuk setiap
bahan yang dikuasai anak didik.
4. Kegiatan
Pengajaran
Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan
anak didik dengan bahan pelajaran sebagai perantaranya. Guru yang mengajar,
anak didik yang belajar.. Gaya mengajar guru mempengaruhi gaya belajar anak
didik.
Gaya
mengajar menurut Muhammad Ali ( 1992; 59), dapat dibedakan 4 macam yaitu
• Gaya mengajar klasik,
• Gaya mengajar teknologis,
• Gaya mengajar personalisasi dan
• Gaya mengajar interaksional
Ada 3 aspek
yang dapat dilihat dari kegiatan pengajaran untuk keberhasilan belajar mengajar
yaitu:
• Gaya mengajar guru
o Gaya mengajar klasik,
o Gaya mengajar teknologis,
o Gaya mengajar personalisasi dan
o Gaya mengajar interaksional
• Pendekatan guru
o Pendekatan individual
Guru berusaha memahami anak didik dengan segala persamaan dan perbedaannya
o Pendekatan kelompok
Berusah memahami anak didik sebagai mahluk sosial
Perpaduan kedua pendekatan ini akan menghasilkan hasil belajar mengajar yang
lebih baik
• Strategi penggunaan metode
Penggunaan strategi belajar dapat digunakan lebih dari 1 meetde pengajaran
misalnya penggunaan metode Ceramah dengan metode Tanya jawab untuk mata
pelajaan IPS. Jarang guru menggunakan 1 metode dalam melaksanakan pengajaran ,
hal ini disebabkan rumusan tujuan yang dibuat guru tidak hanya satu, tetapi
bisa lebih dari dua rumusan.
Dari
penjelasan diatas, diketahui kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru
mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar.
Gaya
mengajar menurut Muhammad Ali ( 1992; 59), dapat dibedakan 4 macam yaitu
• Gaya mengajar klasik,
• Gaya mengajar teknologis,
• Gaya mengajar personalisasi dan
• Gaya mengajar interaksional
5. Bahan dan Alat Evaluasi
Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat didalam kurikulum yang sudah
dipelajari oleh anak didik guna kepentingan ulangan. Bahan pelajaran biasanya
sudah dikemas dalam bentuk buku paket.
Ada waktu yang harus ditempuh dalam menyelesaikan buku paket tersebut misalnya
1 semester , dan kemudian guru akan membuat item-item soal evaluasi dengan
perencanaan yang sistemastis dan dengan penggunaan alat evaluasi.
Alat evaluasi yang umum digunakan adalah :
• Benar – Salah ( True – False)
• Pilihan Ganda ( Multiple Choice)
• Menjodohkan ( Matching)
• Melengkapi ( Completion ) dan
• Essay
Masing –
masing alat evaluasi itu mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan, oleh
sebab itu guru sudah menggabungkan lebih dari satu alat evaluasi.
Benar Salah dan Pilihan Ganda adalah bagian dari tes objectif artinya objektif
dalam hal pengoreksian tapi belum tentu objektif dalam jawaban yang dilakukan
anak didik, Karena sifat alat ini mengharuskan anak didik memilih jawaban yang
sudah disediakan dan tidak ada alternatif lain diluar alternatif itu, maka bila
anak didik tidak bisa menjawab dia cenderung melakukan tindakan spekulasi,
pengambilan sikap untung – untungan daripada tidak diisi
Pembuatan item soal dengan memakai alat tes objektif dapat menampung hampir
semua bahan pelajaran yang sudah dipelajari oleh anak didik dalam satu
semester. Kelmahannya terletak pada pengusaan anak didik terhadap bahan
pelajaran bersifat semuatau samar-samar.
Alat tes dalam bentuk essay dapat mengurangi sikap dan tindakan spekulasi pada
anak didik sebab alat tes ini hanya dapat dikjawab bila anak didik betul-betul
menguasai bahan pelajaran dengan baik.
Untuk tes objektif mempunyai rumus penilaian masing-masing, Jadi kesanalah
rujukan standar penilaian itu, bukan membuat rumus penilaian yang cenderung
mendatangkan sikap dan tindakan spekulatif pada anak didik
Berbagai
permasalahan yang telah diuraikan tersebut mempengaruhi keberhasilan belajar
mengajar. Bila alat tes itu tidak valid dan tidak reliable , maka tidak dapat
dipercaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar mengajar.
6. Suasana
Evaluasi
Faktor suasana evaluasi merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar
mengajar. Hal yang perlu dalam suasana evaluasi adalah
• Pelaksanaan evaluasi biasanya dilaksanakan di dalam kelas
• Semua murid dibagi menurut tingkatan masing-masing
• Besar sedikitnya anak didik dalam kelas
• Berlaku jujur , baik guru maupun anak didik selama evaluasi tersebut.
H.
KESIMPULAN
Keberhasilan belajar mengajar dipengaruhi berbagai aspek baik guru , anak didik
dan suasana lingkungan belajar mengajar di sekolah.
Keberhasilan belajar mengajar dapat diukur dalam nilai yang berbentuk nilai
rapor anak didik dan mutu sekolah itu sendiri
DAFTAR
PUSTAKA
1. Drs
Syaiful Bahri Djamara dan Drs Aswan Zain; Strategi Belajar Mengajar, enerbit Rhineka Cipta,
Cetakan ke tiga , Agustus 2006, Jakarta
2. Prof. Dr.
Nana Syaodih Sukmadinata,; Landasan Psikologis Proses Pendidikan,;Penerbit PT
Remaja Rosdakarta, Cetakan ke dua, Oktober 2004, Bandung.
3. Roestiyah
N K; Strategi Belajar Mengajar ; Penerbit Rhineka Cipta, Cetakan ke tujuh ,
Maret 2008, Jakarta
4. Moh Uzer
Usman dan Lilis SEtiawati; Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar,
,;Penerbit PT Remaja Rosdakarta, Cetakan pertama, 1993, Bandung.